Friday, December 24, 2010

Natal dan Tahun Baru

Blog Kulineran mengucapkan Selamat hari Natal bagi yang merayakan dan Tahun Baru! Terima kasih untuk kesetiaannya berbagi kesukaan dalam menikmati wisata kuliner! 

Kalau ada saran dan pesan, ditunggu yah di comment box. Selamat berlibur dan selalu jaga kesehatan! :D

PS: Shout-out for the beautiful miss Mandy! Thanks for the gift. :D

Jaha dan Koyabu

Tidak! Tidak! Post saya yang satu ini masih tentang kenikmatan kulineran. Walau judulnya mungkin membuat anda berpikir saya sedang bercerita tentang salah satu kisah dari 1001 malam atau kisah fiksi mengenai perang bintang antar galaksi.

Seringkali di kala saya sedang bersibuk ria di kantor, saya melupakan jadwal makan yang paling penting, yaitu sarapan. Demikian apa yang terjadi hari itu. Beruntung bagi saya, di kala sibuk menghadang dan saya terlambat pula ke kantor, jadi gak sempat menyantap sarapan saya.

Pikiran saya: semoga waktu makan siang bisa tiba dengan segera. HEHEHE.

Bu Diana, teman sekantor, beda divisi, mendatangi meja saya dan sambil tersenyum dia berkata, "Lo pasti belum sarapan, nih coba deh, Lex!" Sambil menyodorkan 2 macam kudapan yang dibungkus dengan daun pisang. (Bless you, bu Diana, thank you!)

Yang pertama, bentuknya lonjong seperti lontong, disebut Nasi Jaha. Nasi bakar yang mengandung aroma jahe yang tajam dan campuran santan. Jujur, sulit rasanya berhenti menikmati Nasi Jaha yang disajikan dalam kondisi hangat. Apalagi jika ditemani dengan sambal ikan Roa. Wah! Membayangkannya saja, saya sudah lapar kembali sekarang.

Saya baca di beberapa referensi kalau di Manado, nasi Jaha disumpel di bambu lalu dibakar dengan api. Saya membayangkan dengan cara tradisional ini, justru aroma jahe dan santan menambahkan kenikmatannya. Huks, saya lapar!

Yang kedua, kudapan Koyabu. Boleh dibilang mirip dengan kue putu. Kue berbentuk segitiga yang terbuat dari tepung ketan dengan isian gula jawa. Walau saya tidak biasanya menyantap sesuatu yang manis di pagi hari, namun Koyabu saya habiskan tanpa masalah. Bisa jadi karena euforia yang timbul melihat kudapan yang tidak saya temukan setiap hari.

Saya sering melihat nasi Jaha di beberapa rumah makan khas Manado, seperti Dodika ataupun Beautika.  Rasanya Yabu mungkin juga ada. Selamat mencobai! 

Monday, December 6, 2010

Makan di Kuta Nggak Harus Mahal

Beberapa teman yang berkunjung ke Bali mengeluh tentang betapa mahalnya makanan di daerah Kuta, tempat mereka menginap. Sebenarnya itu adalah hal yang wajar mengingat wilayah Kuta adalah daerah wisata yang selalu dipadati penikmat liburan dan saat berlibur orang cenderung longgar mengeluarkan uang sehingga mudah dimanfaatkan oleh orang lain.

Beruntung saya menemukan Warung Malang Pak Slamet yang adalah sebuah restoran sederhana namun bercitarasa tinggi di kawasan Kuta. Jalanannya memang agak kecil bahkan mobil akan kesulitan mencari tempat parkir. Namun untuk restoran murah meriah, enak, dan porsinya lumayan banyak ini, selalu ada cara untuk menuju ke sana. Mobil bisa diparkir di mini market dekat restoran (kalau ditegur satpam, belilah permen barang sebiji, lalu melengganglah) atau bisa juga diparkir di jalan besar sebelum masuk ke gang tempat restoran berada. Kalau naik motor sih lebih gampang, bisa langsung parkir di depan pintu restoran.

Warung Malang Pak Slamet, yang selalu dipadati turis baik lokal maupun mancanegara, menyajikan menu masakan China dan seafood. Hampir semua makanan di tempat ini enak dan harganyapun terjangkau. Kalau boleh menyarankan, coba hidangan kerangnya. Sangat segar dan enak!

Warung Malang Pak Slamet
Jl. Patimura No. 1B
Legian - Kuta - Bali
Telpon: +62361 758 638