Monday, March 28, 2011

Soto Mie Atau Bukan Soto Mie?

Keanekaragaman suku bangsa di negara kita tidak perlu dipertanyakan lagi. Keanekaragaman tersebut dapat dilihat dalam berbagai perbedaan bahasa, kebiasaan dan masih banyak lagi. Dalam konteks kulineran, keanekaragaman tersebut sangat menonjol. Bahkan dalam satu jenis makanan dapat diinterpretasikan secara berbeda menurut daerahnya.

Salah satu contoh nyata yang saya alami adalah soto mie. Dalam keterbatasan pengalaman saya, soto adalah kuah yang dibuat dari kaldu dan di beberapa tempat sering kali dimasak dengan menggunakan santan (soto Betawi, misalnya).

Siang itu, saya bersama-sama teman kantor saya menikmati satu jenis soto mie yang berbeda, soto mie Sukabumi. Berbeda dengan soto mie pada umumnya, soto mie Sukabumi lebih menyerupai bakmi Bangka atau Medan.  

Dihidangkan secara terpisah, mie dari soto mie (gambar di atas) terlihat dihidangkan dengan taburan gorengan bawang putih dan gorengan daun bawang. Isi dari Soto Mie Agih terdiri dari bakut, babat dan lobak. 

Buat teman saya, yang lahir dan dibesarkan di Sukabumi, Soto Mie Agih mampu menghapuskan rasa kangen terhadap soto mie Sukabumi yang asli, sedangkan buat saya, Soto Mie Agih menyerupai bakmi bakut. Tapi mungkin itu hanya sebuah nama. Apalah arti sebuah nama, bukan?

Soto Mie AGIH Sukabumi
Jl. Surya Kencana No. 313, Bogor
Phone: (0251) 8328 038

Monday, March 21, 2011

Yakiniku Tendan

Restoran yang satu ini sebenarnya cukup membingungkan. Dari luar dan dari namanya terkesan sebagai restoran Jepang. Namun ketika sampai di dalam dan melihat menunya maka terlihat bahwa lebih banyak makanan khas negeri ginseng Korea yang ditawarkan. Jadi terus terang saya tidak tahu harus menyebut restoran ini sebagai restoran Jepang atau Korea. Yang jelas, restoran berbentuk warung sederhana ini menyajikan menu-menu dengan porsi kecil yang tidak kira-kira mahalnya (bahkan seporsi kecil nasi putih saja harganya Rp. 9.000,-).

Yang unik dari restoran ini adalah bahwa mereka menggunakan pemanggang yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Pemanggang ini berguna untuk memasak sendiri daging-daging mentah kecil nan mahal itu. Selanjutnya karena ini adalah warung sederhana, jangan harap ada penghisap asap. Jadi ya, siap-siap saja untuk berbau asap selama dan setelah makan di tempat ini.


Tidak ada yang istimewa dari restoran ini kecuali pemanggangnya. Makan dan minum di tempat ini untuk satu orang (itupun tidak kenyang sama sekali) bisa menghabiskan Rp. 90.000,-

Yakiniku Tendan
Jl. Nakula - Seminyak
Bali

Monday, March 14, 2011

Marutama Ra-men, Senayan

Ada satu teman kantor saya yang sedang keranjingan dengan ramen dan Marutama Ra-men adalah salah satu masukan dari beliau sebagai tempat yang harus saya kunjungi. Beruntungnya, beberapa hari yang lalu, saya diharuskan untuk menghadiri rapat di luar kantor, tepatnya di daerah Senayan. Setelah urusan kantor saya selesai, saya memutuskan untuk mengurusi masalah perut saya dengan mengikuti saran teman kantor saya ini, mengunjungi Marutama Ra-men.

Marutama Ra-men mempromosikan keaslian ramennya sebagaimana menikmati ramen di Jepang dan mengklaim sebagai ramen pertama yang menggunakan kaldu ayam (atau yang disebut Toripaitan). Memang yang menjadi bintang di Marutama Ra-men tak dipungkiri adalah sup ramen yang terbuat kaldu ayam. Konon menurut beberapa sumber, kalau dibutuhkan waktu 5 jam setiap harinya hanya untuk menyiapkan kuah ramen.

Tidak heran, sup ramen Marutama Ra-men sangat gurih dan cenderung lebih pekat, sehingga bagi yang belum terbiasa sup ramen ini berasa sedikit pahit dan terlalu kuat aromanya, jadi rasanya tidak heran kalau mienya Marutama Ra-men cenderung hambar, untuk mengimbangi kegurihan supnya. Catatan unik di menu Marutama Ra-men, kalau pengunjung boleh meminta tambahan mie jika supnya belum habis. HEHEHE.

Hal yang menarik perhatian saya adalah adanya aosa, sejenis rumput laut yang diimpor dari Jepang, yang justru menambah keotentikan ramennya. Marutama Ra-men menawarkan beberapa jenis ramen dengan kuah kaldu ayam dengan berbagai toppings. Walau lembaran potongan pig roast atau chicken roast sangat luar biasa lembut dan nikmat, tetapi sayangnya potongannya terlalu tipis. 

Satu hal lagi yang harus dicoba jika mengunjungi tempat ini, yaitu Tamago, yang adalah telur rebus setengah matang yang juga sangat lembut dengan bagian luar yang berwarna coklat, seperti hasil rendaman dengan soy-sauce. Hasil rebusan putih telurnya begitu lembut selayaknya saya sedang menikmati tofu.

Setelah saya mengunjungi tempat ini, saya sempat iseng menge-post foto hasil kunjungan saya. Ada beberapa pendapat yang mempertanyakan kegurihan sup kaldu ayam Marutama Ra-men. Walau dalam beberapa publikasi media, selalu dibilang tidak menggunakan penyedap, beberapa argumen teman saya menyatakan sebaliknya. 

Buat saya sendiri? Saya menikmati makan siang saya di sana. Mungkin anda harus mencoba sendiri untuk kemudian mengetahui kebenarannya.

Marutama Ra-Men
Gedung Sentral Senayan I
Basement I No. 10
Jakarta Pusat
Ph. (021) 572 4050

Monday, March 7, 2011

Ayam Taliwang Bali



Dengan sering nya pekerjaan saya yang memaksa harus ke bali, menjadikan beberapa makanan khas daerah bali menjadi salah satu favorit saya. Mungkin Ayam Taliwang sebetulnya lebih terkenal merupakan makanan khas dari daerah lombok, namun beberapa restauran ayam taliwang di bali dapat menjadi rekomendasi untuk para kulineran sekalian. Dengan rasanya yang benar-benar bisa membuat lidah kita bergoyang-goyang oleh rasa pedas nya yang buat sebagian orang yang pencinta pedas pun mengakui rasa pedasnya, Ayam Taliwang di Jalan Raya Kuta Tuban ini dapat menjadi salah satu restauran yang dapat saya rekomendasikan.
Dengan ukurannya 1 ekor ayam yang tidak terlalu besar memang terbilang cukup untuk porsi makan satu orang, disini kita bisa memilih beberapa pilihan, diantara nya ayam pelecing dan ayam bakar, karena saya salah satu penyuka rasa pedas maka pilihan saya jatuh pada ayam pelecing yang merupakan ayam yang dibakar dan juga diberikan rasa pedas dengan lumuran sambal di saat dibakar, sedangkan ayam bakar merupakan ayam yang di bakar biasa dengan rasa yang tidak terlalu pedas. Apabila di masakan khas daerah sunda cukup dikenal dengan lalapan sayur-sayuarannya sebagai teman makan, di ayam taliwang ini pelecing kangkung menjadi teman yang cocok sekali dalam menikmati ayam taliwang, kangkung dan toge dengan diberikan sambel tomat dan parutan kelapa yang dikeringnkan (serundeng) serta ditambahkan kacang, menjadikan pelecing kangkung ini bukan hanya sekedar makanan pendamping saja.
Jadi memang tidak perlu jauh-jauh ke pulau Lombok untuk bisa menikmati Ayam Taliwang, karena di pulau Bali pun, kita bisa menemukan restauran ini dengan menawarkan rasa yang tidak kalah enak nya dari pulau asalnya.


Ayam Taliwang Bersaudara
Phone: (0361) 752-923
Jl. Raya Kuta No. 89, Tuban, Kuta, Bali

Chocolat à la Parish

Setelah melakukan serangkaian wisata kulineran berat, seperti soto, sate, nasi goreng. Adalah hal yang tepat untuk mengakhir wisata tersebut dengan coklat. Saya mengingat satu tempat ini, karena beberapa tahun yang lalu saya diajak oleh atasan saya untuk menikmati tart coklat di sini.

Parish mungkin belum sepopular beberapa rumah makan yang menggunakan bahan dasar coklat. Walau begitu, menu Parish lumayan bervariasi. Karena pada saat kunjungan kali ini, kami hanya menikmati apa yang disebut chocolate sampler. 

Dengan harga Rp. 3.000,- per-kunyahan, ada beberapa chocolate sampler yang saya sukai. Parish sangat menggemari penggunaan coklat hitam (dark chocolate), dengan filling atau topping seperti kacang-kacangan, rum dan beberapa jenis berries.

Saya jujur bukan penggemar coklat hitam, tapi saya harus akui saya menikmati kreasi coklat mereka. Rasa dan aroma coklat dengan sedikit rasa pahit di lidah. Selain chocolate sampler, seperti yang terlihat di gambar, tersedia juga cake coklat yang mana topping-nya bisa dipilih sendiri. 

Coklat Parish
Jl. Kyai Maja 21 (Depan RSPP Blok M)
Ph. (021) 720 1276