Beberapa waktu yang lalu, saya mendapatkan kesempatan yang istimewa untuk mengunjungi kota Solo selama 4 hari. Kesempatan yang awalnya tampak seperti tanggung jawab berat yang wajib untuk dijabani (yang pada kenyataan memang berat), berakhir menjadi petualangan yang berkesan dan menyenangkan.
Saya menikmati kunjungan ke Pasar Klewer, yang tidak jauh berbeda dengan pasar Tanah Abang atau Pasar Pagi Mangga Dua di Jakarta. Hanya saja mayoritas toko di Pasar Klewer menjual batik. Di mana mata memandang, saya hanya melihat batik, batik dan batik. Bersyukur untuk teman baru saya, Mas Anton dan Mbak Arie, yang tampaknya tahu titik-titik penjualan batik yang murah dan berkualitas. Makasih yah Mas dan Mbak! HEHE.
Adalah juga ide dari Mas Anton dan Mbak Arie untuk menikmati makan siang di rumah makan yang tidak hanya namanya yang unik, tempatnya juga unik. Warung Makan Es Masuk mungkin sulit ditemukan bagi mereka yang tidak memiliki sistem GPS hidup seperti kami (hehehe, sekali lagi, makasih yah mas dan mbak). Berlokasi di pekarangan rumah kuno, rumah makan Es Masuk menawarkan makan siang khas Solo, nasi Timlo.
Saya memesan nasi Timlo komplit. Nasi timlo itu pada dasarnya seperti kuah soto bening yang kemudian dicampur dengan nasi. Nasi timlo berkuah ini, selain nasi, lauknya ada telur semur, daging ayam, jamur kuping, jeroan, wortel, keripik kentang lengkap dengan daun bawang dan bawang goreng. Berbeda dengan soto yang justru dikategorikan makanan "panas", nasi timlo, walau dihidangkan dalam kondisi panas justru mengademkan (menurut saya loh).
Saya menikmati sekali kegurihan dan keunikan dari nasi ini sambil sesekali berpikir: kenapa yah tidak dinamakan nasi sup timlo, misalnya? Biar lebih kebayang bentuknya seperti apa. HEHEHE. Selain nasi timlo, ada juga teman makan yang lain yang tersedia untuk dipilih, misalnya sate udang, sate kulit ayam dan sate perkedel kentang yang bisa dijadikan teman bersantap nasi timlo ini.
Sayang sekali, kunjungan kali ini ke Solo benar-benar tidak untuk wisata, jadi beberapa tempat kulineran (atau jenis makanan) masih hanya kisah bagi saya (belum menjadi pengalaman). Semoga di kesempatan mendatang (dan harus), saya dapat mengunjungi kota yang ramah dan indah ini, tapi kali ini dalam kapasitas berwisata.
Sampai jumpa lagi, Solo!
Warung Makan Es MasukSaya menikmati kunjungan ke Pasar Klewer, yang tidak jauh berbeda dengan pasar Tanah Abang atau Pasar Pagi Mangga Dua di Jakarta. Hanya saja mayoritas toko di Pasar Klewer menjual batik. Di mana mata memandang, saya hanya melihat batik, batik dan batik. Bersyukur untuk teman baru saya, Mas Anton dan Mbak Arie, yang tampaknya tahu titik-titik penjualan batik yang murah dan berkualitas. Makasih yah Mas dan Mbak! HEHE.
Adalah juga ide dari Mas Anton dan Mbak Arie untuk menikmati makan siang di rumah makan yang tidak hanya namanya yang unik, tempatnya juga unik. Warung Makan Es Masuk mungkin sulit ditemukan bagi mereka yang tidak memiliki sistem GPS hidup seperti kami (hehehe, sekali lagi, makasih yah mas dan mbak). Berlokasi di pekarangan rumah kuno, rumah makan Es Masuk menawarkan makan siang khas Solo, nasi Timlo.
Saya memesan nasi Timlo komplit. Nasi timlo itu pada dasarnya seperti kuah soto bening yang kemudian dicampur dengan nasi. Nasi timlo berkuah ini, selain nasi, lauknya ada telur semur, daging ayam, jamur kuping, jeroan, wortel, keripik kentang lengkap dengan daun bawang dan bawang goreng. Berbeda dengan soto yang justru dikategorikan makanan "panas", nasi timlo, walau dihidangkan dalam kondisi panas justru mengademkan (menurut saya loh).
Saya menikmati sekali kegurihan dan keunikan dari nasi ini sambil sesekali berpikir: kenapa yah tidak dinamakan nasi sup timlo, misalnya? Biar lebih kebayang bentuknya seperti apa. HEHEHE. Selain nasi timlo, ada juga teman makan yang lain yang tersedia untuk dipilih, misalnya sate udang, sate kulit ayam dan sate perkedel kentang yang bisa dijadikan teman bersantap nasi timlo ini.
Sayang sekali, kunjungan kali ini ke Solo benar-benar tidak untuk wisata, jadi beberapa tempat kulineran (atau jenis makanan) masih hanya kisah bagi saya (belum menjadi pengalaman). Semoga di kesempatan mendatang (dan harus), saya dapat mengunjungi kota yang ramah dan indah ini, tapi kali ini dalam kapasitas berwisata.
Sampai jumpa lagi, Solo!
Jl. Yos Sudarso No. 233
Solo
Solo....akan selalu menantikan kunjungan teman2 semua.....Welcome to Solo...
ReplyDeletemas/mba
Deleteaku ijin ambil fotonya ya untuk page aku.
terimakasih
lisda
@Mas Anton, wah makasih untuk kunjangan ke blog ini. Benar nih, mas? Benaran nih pengen ke Solo! :D
ReplyDeletehehe pak alex harusnya sempet "menyelinap" dini hari dari hotel hehehe yg patut dicoba Gudeg Ceker Mbok Kasno hehe (yg buka pukul 2 maalam dgn antrian pembeli yg mengular ratusan meter) wkwkwkwk saya malam itu keluar dgn ibu2 kecantikan hihihi hampir jam4 pagi baru balik hotel =)
ReplyDeleteIya, saya menyesal nih tidur lebih awal, tahu gini saya ikut berpetualangan. HEHEHE.
ReplyDelete