Wah, sudah lumayan lama saya tidak mengirimkan post. Dikarenakan kesibukan yang luar biasa di kantor, juga beberapa waktu yang lalu setelah medical check-up saya mengetahui ternyata kadar asam urat saya melebihi kadar normal. Sehingga saya memutuskan untuk membatasi makan saya hanya dengan nasi, kol dan wortel. HAHAHA. Bercanda!
Yah, pertama-tama, kami mohon maaf karena kurang rutin nge-update blog-nya. Selain iut, kami juga mau mengucapkan terima kasih untuk teman-teman yang tanpa lelah mengingatkan kami akan kecintaan kami pada wisata kuliner (yang menjadi alasan mengapa blog ini dibuat) dan terus setia berharap sesuatu yang baru akan dipublikasikan.
Pork Special Ramen
Waktu teman kantor saya yang boleh saya panggil si gila Ramen bertanya apakah lokasi rumah saya dekat dengan Muara Karang. Tidak pernah terbesit kalau teman saya ini sedang merujukan pertanyaan tersebut kepada salah satu rumah makan baru di daerah tersebut. Karena hari itu adalah hari Jum'at dan saya sedang ingin mengeksplorasi, saya memutuskan untuk mengunjungi Hakata Ikkousha.
Hakata Ikkousha, yang mana kalau diterjemahkan secara literal, artinya rumah bahagia pertama (terjemahan ini membuat saya berpikir tentang rumah yang lain, bukan rumah makan. HAHAHA). Dilihat dari luar, Hakata Ikkousha sedikit berwarna penuh dengan banner-banner besar yang tidak sempat saya baca isinya. Interiornya sendiri tidak terlalu luas, bahkan saya berpikir tempat antrian untuk mendapatkan mejanya bisa jadi lebih luas daripada tempat makannya, tetapi membuat saya berpikir saya baru saja memasuki warung Jepang (jadinya warjep!).
Beruntungnya saya datang sendiri, sehingga langsung diberikan tempat makan di samping dapur penyajian yang dibiarkan terbuka sehingga saya bisa melihat segala-galanya. Saya memesan Pork Special Ramen dan Tamagoyaki.
Tamagoyaki
Apa yang membedakan kuah kaldu Hakata Ikkousha dengan yang lain? Pertama, kegurihan Hakata Ikkousah yang tidak diakhiri dengan rasa pahit. Kuah kaldu yang kental dapat menimbulkan sedikit rasa pahit di ujung lidah. Kalaupun kuah kaldu tidak pahit, biasanya cenderung encer dan kuahnya tidak gurih. Namun Hakata berhasil mempertahankan rasa yang manis tanpa pahit dan juga tekstur kuah yang tetap kental.
Kehalusan mie ramen Hakata juga layak diberikan jempol. Halus dan seolah-olah tidak membutuhkan usaha untuk mengunyah, tetapi berhasil kelihatan cantik dan tidak hancur dalam presentasi di mangkok. Dibandingkan rumah makan ramen lainnya di Jakarta, harga ramen di Hakata boleh dibilang murah, hanya Rp. 38.000,- di mana saya juga sudah mendapatkan side-dish semangkok kecil telur rebus yang dihancurkan kecil-kecil lalu digoreng sebentar dan ditaburi daun bawang. Yang mana side-dish ini juga adalah nilai tambah yang besar!
Tentu saja, saya tidak mungkin hanya datang dan menikmati satu sajian, saya juga memesan Tamagoyaki, yang mana dasarnya adalah dadar gulung Jepang isi ikan. Karena dihidangkan dengan panas (dan harus dinikmati segera juga), Tamagoyaki memberikan nilai kepuasan yang tinggi, dengan harga 1 porsi Rp. 23.000,-.
Di samping makanan yang memang nikmat, saya juga menikmati keramah-tamahan dari setiap pramusaji di sini. Mereka dengan ramah menjelaskan setiap makanan yang saya pesan, dan berkali-kali ocha dingin saya diisi tanpa saya minta. Saya tidak lama duduk di dalam, selain rasa iba terhadap orang-orang yang sudah berbaris di luar menunggu untuk mendapatkan tempat duduk, saya ingin segera pulang dan menuliskan post ini.
Saya keluar dari Hakata Ikkousha yang riuh dengan senyum lebar dan mengirimkan twit berisi: Hands down! The best ramen can be found in North Jakarta, my part of the city! LOL!
Hakata Ikkousa
Jl. Muara Karang Raya No. 85
Jakarta Utara
Ph. (021) 6660 0255
Fax. (021) 6667 0588
berdansaaa? kapan nya itu oom? hehehehee....
ReplyDeletenice post. ^_^
HIHIHIHI. Dulu waktu jaman discotique. HOAHAHAHA. Thank youuu! :D
ReplyDeletewah sepertinya harus banget dicoba ramen ini ya... uda dibookmark ini websitenya... thanks for the update :D
ReplyDelete