Atasan saya yang nota-bene juga seorang penggemar kulineran selalu berkata "ciri khas tempat makan yang enak itu kalau tempat itu ramai pengunjung, Lex!" Kalau saja pernyataan ini benar, maka secara mutlak Poppay adalah satu rumah makan ternikmat di Jakarta.
Bagaimana tidak? Untuk mendapatkan meja, saya harus menunggu sekitar 15menit dan begitu saya mendapatkan meja, saya harus membagi meja (yang harusnya cuma muat untuk 4 orang) dengan 6 orang asing lainnya. Jadi saya harus makan dengan berimpit-impitan. Gaya makan siang saya di Poppay tidak berbeda dengan gaya makan Unyil.
Menu Poppay sangat terbatas, mereka hanya menyajikan: mie ayam Bangka, pempek, tahu kok, dan nasi tim. Karena keterbatasan kemampuan perut saya dan teman saya, kami memesan mie ayam Bangka, tahu kok dan pempek. (ini kok gila?)
Buat saya, pempek di sini biasa saja, tapi tidak buruk. Tapi seperti semua tempat yang mengerti cara penyajian pempek yang baik, Poppay menyajikan dalam kondisi baru selesai digoreng dalam warna coklat muda. Cuka pempek dan kekenyalan pempek walau bukan yang terbaik yang pernah saya coba, tetapi masih layak untuk dinikmati.
Tahu kok sedikit unik, karena tahu kok itu adalah kuah yang berisi sepotong tahu daging besar, dengan 2 potong otak-otak dan 2 baso ikan kecil dihidangkan dengan sayur-sayuran. Saya juga sangat menikmati mie ayamnya. Mie kecil yang sedikit kenyal dan beraroma manis serta gurih ditemani dengan potongan-potongan daging ayam yang manis.
Catatan kecil mengenai pelayanan di tempat ini. Walau ramai dengan pelayan-pelayan yang berdiri di sekitar area makan, tidak semua pelayan bersedia menerima pesanan. Bahkan mereka tidak akan merujuk pesanan saya ke pelayan yang semestinya, mereka hanya menggeleng-gelengkan kepala dan sesekali berkomentar (karena saya beberapa kali salah terus), "Untuk pesanan, panggil pelayan yang itu."
Saya sangat bersyukur di tengah kegundahan saya (curcol deh jadinya), teman saya yang baik rela memaksa saya untuk keluar dari kamar dan menemani saya berwisata kulineran. KD, makasih yah!
Bagaimana tidak? Untuk mendapatkan meja, saya harus menunggu sekitar 15menit dan begitu saya mendapatkan meja, saya harus membagi meja (yang harusnya cuma muat untuk 4 orang) dengan 6 orang asing lainnya. Jadi saya harus makan dengan berimpit-impitan. Gaya makan siang saya di Poppay tidak berbeda dengan gaya makan Unyil.
Menu Poppay sangat terbatas, mereka hanya menyajikan: mie ayam Bangka, pempek, tahu kok, dan nasi tim. Karena keterbatasan kemampuan perut saya dan teman saya, kami memesan mie ayam Bangka, tahu kok dan pempek. (ini kok gila?)
Buat saya, pempek di sini biasa saja, tapi tidak buruk. Tapi seperti semua tempat yang mengerti cara penyajian pempek yang baik, Poppay menyajikan dalam kondisi baru selesai digoreng dalam warna coklat muda. Cuka pempek dan kekenyalan pempek walau bukan yang terbaik yang pernah saya coba, tetapi masih layak untuk dinikmati.
Tahu kok sedikit unik, karena tahu kok itu adalah kuah yang berisi sepotong tahu daging besar, dengan 2 potong otak-otak dan 2 baso ikan kecil dihidangkan dengan sayur-sayuran. Saya juga sangat menikmati mie ayamnya. Mie kecil yang sedikit kenyal dan beraroma manis serta gurih ditemani dengan potongan-potongan daging ayam yang manis.
Catatan kecil mengenai pelayanan di tempat ini. Walau ramai dengan pelayan-pelayan yang berdiri di sekitar area makan, tidak semua pelayan bersedia menerima pesanan. Bahkan mereka tidak akan merujuk pesanan saya ke pelayan yang semestinya, mereka hanya menggeleng-gelengkan kepala dan sesekali berkomentar (karena saya beberapa kali salah terus), "Untuk pesanan, panggil pelayan yang itu."
Saya sangat bersyukur di tengah kegundahan saya (curcol deh jadinya), teman saya yang baik rela memaksa saya untuk keluar dari kamar dan menemani saya berwisata kulineran. KD, makasih yah!
Poppay
ITC Mangga Dua
Lt. II Blok A 118 - 119
No comments:
Post a Comment