Ada lagu dangdut yang menyairkan bahwa "tak peduli dengan apa makannya, yang penting dengan siapa makannya". Lirik lagu itu mungkin benar adanya. Pada hari Minggu yang lalu, saya menikmati makan pagi bersama pacar saya (Ehem). Setelah melalui beberapa diskusi kecil dalam memilih beberapa tempat, kami memutuskan untuk bersarapan di Mie Keriting Siantar, yang konon namanya sudah tersohor di mana-mana.
Begitu saya duduk, seperti biasanya hal pertama yang saya minta tentunya adalah menu. Uniknya Bakmi Keriting Siantar tidak menyediakan menu daftar makanan. Proses pemesanan makanan di sini lumayan unik. Mereka hanya menjual mie keriting campur atau hanya ayam dalam porsi biasa atau besar. Pangsit tersedia untuk dipesan secara terpisah.
Saya memesan mie keriting campur porsi besar, dan dia memesan mie keriting ayam porsi besar juga, ditambah satu porsi pangsit isi 5. Mungkin karena kesohoran mie keriting dan karena itu adalah hari Minggu (hari yang ramai), dalam tingkat tertentu servis yang diberikan terkesan ala kadarnya. Pangsit kuah yang kami pesan pun dihidangkan dengan bertumpahan. Yah saya mengerti, mungkin itu karena hari Minggu.
Untuk rasanya, mie keriting tidak senikmat yang ada di bayangan saya. Potongan-potongan ayam kecap yang terlalu manis hingga agak-agak sedikit pahit untungnya dapat diimbangin dengan acar potongan cabe rawit. Sedangkan pangsit mie keriting tidak terlalu mengecewakan, walau sebenarnya standard untuk ukuran pangsit.
Saya yakin saya akan menjadi sangat brutal jika pada Minggu pagi yang cerah itu saya makan sendirian atau bersama teman. Makan bersama seseorang yang spesial itu membuat alat pengecap dan otak saya bekerja secara tidak akurat. Tidak peduli apa makanannya, yang penting dengan siapa makannya. Halah, mak!
Mie Keriting Siantar - Asli sejak tahun 1954, Jl. Pluit Sakti Raya No. 57. Dua porsi mie keriting besar, ditambah 1 porsi pangsit dan 2 gelas teh manis, kami ditagih Rp. 88.000,-. Saran dari saya, pesan porsi yang biasa.
No comments:
Post a Comment